photo hhhhhhhhiii_zps9dd37855.jpeg" />  photo hhdrhhdhdrhdh_zps2794a59b.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />
Home » » Belajar Dari Kesalahan-kesalahan

Belajar Dari Kesalahan-kesalahan


Jika dianalisis dari sudut pandang pisau analisa “kita”, maka sudah semestinya sejarah menjadi sebuah salah-satu hal pokok yang selalu harus kita lihat dan pelajari. (karena keliru jika berkata, bahwa sejarah adalah masa lalu yang tidak penting untuk diungkit kembali). Bagi kaum revolusioner, sejarah adalah masa lampau, masa kini dan yang akan datang. Bahwa (masa kini adalah manifestasi dari masa lampau, dan masa kini yang menentukan masa akan datang). Seorang revolusioner, tidak akan matang dalam hal gagasan, konsep dan kerja-kerjanya. Jika, tak pernah membuka lembaran sejarah dan belajar dari setiap pengalaman yang sudah dilalui. Hal itulah yang akan mendorong gagasan, konsep dan kerja-kerja yang kongkrit dan strategi taktik yang matang.
Pengalaman-pengalaman di lembaran sejarah gerakan pastinya menuai keberagaman hasil, mulai dari gagal sampai suksesnya atau sesuainya hasil dengan tujuan sebelumnya. Seorang revolusioner akan belajar memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lalu dan menjadikan yang terbaik dari hal baik yang sudah di capai sebelumnya. Itulah salah-satu pekerjaan hakiki dari seorang revolusioner.
Oleh sebab itu, untuk menyusun strategi taktik perjuangan kedepan, jangan pernah malu untuk terlebih dahulu membongkar kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dalam perjuangan sebelumnya, agar tidak hanya menilai track record perjalannya tapi memperbaikinya agar lebih baik dan lebih baik lagi. 
Sepintas Mengenai Pembentukan GPMD
Gerakan perjuangan Mahasiswa Demokratik yang kemudian disingkat GPMD digagas dan dibangun atas dasar inisiasi untuk memunculkan warna baru dan ikut tercatat dalam gerakan mahasiswa kota Parepare. Yang pada saat itu serasa tak terlihat.
GPMD terbentuk yang tidak lama kemudian langsung terintegrasi dengan Organisasi atau jaringan Nasional yang coba dibangun oleh beberapa organisasi mahasiswa dari berbagai daerah. Sikap dan keputusan diambil belum bisa dinilai salah atau benar, tapi didalam perjalannya harusnya kita mampu menemukan apa yang kemudian menjadi kesalahan mendasar yang membuat GPMD maupun SGMK yang awalnya JGM -> JGMK tak berjalan sesuai dengan pikiran ideal para penggagasnya. Sekali lagi yang harus kita bongkar adalah kesalahan yang mungkin terselip di antara kesuksesan-kesuksesan kecil yang pernah kita capai.
Pembangunan GPMD terbilang pembangunan organisasi Mahasiswa yang super cepat. Tak membutuhkan waktu lama GPMD pun melakukan kongres dan mendeklarasikan dirinya. Tetapi kembali lagi mengapa pada sampai hari ini mulai dari saat menggagasnya seakan tak menunjukkan perubahan yang signifikan. Bahkan kesannya seperti stag atau jalan di tempat.
Mengacu pada pisau analisa kita, semua pastinya di pengaruhi oleh pelbagai macam faktor yang entah itu besar atau pun kecil. Tapi bukan masalah pengaruh yang besar atau kecil, yang harus disoroti adalah internal dari GPMD itu sendiri. Bahkan jika pengaruh dari kecil sekalipun, tapi ketika interen GPMD tak mampu memenangkan kontradiksi itu, pastinya akan berubah sesuai dengan dorongan dari faktor atau pengaruh dari luar tersebut.
Apakah kita (pendiri GPMD) bisa dikatakan terburu-buru dalam proses pembangunannya ? terkadang idealisasi dari sesorang akan memabukkan dan selalu berpatokan bagaimana merealisasikan pemikiran ideal tersebut, namun menafikkan basis material yang ada.
Oleh karenanya untuk kesekian kalinya mari kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang terlupa didalam sejarah perjuangan kita.
Oto Kritik di Antara Penggagas GPMD
Dalam proses pembangunannya, harus diakui bahwa tidak sedikit hambatan yang ditemui, yang notabenenya kita masih termasuk pelopor yang kapasitas organiser dan kapasitas intelektual (dalam bidang tersebut) masilah minim, dan itu adalah kebanggaan tersendiri mampu melakukan dan melewatinya. Tapi , belum bisa dijadikan acuan dan kebanggan abadi. Sebab, setelah hari ini ternyata begitu banyak kesalahan-kesalahan yang telah kita lewatkan dan belum sempat untuk di perbaiki.
Secara umum dan menjadi kesalahan serta tanggungjawab bersama ialah, harus diakui bahwa dalam proses pembangunan GPMD di Parepare terbilang terburu-buru. Posisi tawar di kampus dari para penggagas (dalam hal ini Mammang, Pallik, Fikri) belumlah terlihat, basis ril belumlah ada, kemudian gagasan-gagasan dan konsep strategi taktik yang belum jelas dan matang. Sehingga “harus di akui” bahwa hasilnya tidaklah sesuai dengan pikiran ideal dari para pelopor muda ini. Dan itu harus di akui sebagai kesalahan besar !.
Ada beberapa landasan atau yang kemudian menjadi alasan mengapa hal tersebut di atas menjadi penghalang dalam merealisasikan gagasan dan konsep kita. Pertama kemalasan, malas dalam berbagai hal, sekali lagi itu harus di akui. Hampir tidak ada sama sekali diskusi penguatan ideologi yang berjalan semestinya. Kemudian aktifitas kampus yang kurang (malas ke kampus), itulah yang kemudian menjadi boomerang berikutnya yang kemudian menghambat laju perjuangan. Padahal kita pun sadari bahwa target pengorganisiran kita adalah Mahasiswa, dan ladang perjuangan kita adalah kampus. Kedua keragu-raguan, ragu dalam bertindak dan melangkah menjadi salah-satu dari banyaknya kesalahan kita. Ragu dalam hal menyambung komunikasi dengan organisasi-organisasi sekawan, dan yang yang paling penting juga kita masih ragu untuk “tarung gagasan dengan organisasi lain yang mendominasi kota parepare waktu itu dan sampai hari ini, ialah perkumpulan Cipayung. Ketiga tidak mampu mengatur atau memanagement kerja. Hampir tidak ada strategi taktik dan pembagian kerja yang kongkrit dan matang pada proses pembangunannya. Padahal itu adalah salah-satu faktor pendorong lancarnya proses perjuangan kita
Harus diakui bahwa pernah waktu itu (mammang dan pallik melakukan pengorganisiran di sektor pelajar, yang pada saat bersamaan masih juga merintis pembangunan di sektor Mahasiswa). Apakah itu sebuah kesalahan, jelas ! analoginya seperti ini, “prajurit sisa dua orang dengan senjata bambu yang tak lagi runcing, ingin melawan dua negara penjajah secara bersamaan atau sekaligus” memang bukanlah suatu hal yang mustahil. Tetapi sekali lagi coba kita analisis dengan teori MDH, maksudnya, bagaimana dari segi kuantitas –kualitasnya kira-kira siapakah yang akan memenangkan kontradiksi itu, coba kawan-kawan analisa baik-baik.
Berikutnya yang menjadi kesalahan juga ialah, kaderisasi yang dilakukan seolah hanya pemberian materi saja yang ekstrimnya mencoba melakukan metode doktrinisasi, tanpa ada metode penyadaran, yang sejatinya itulah yang seharusnya kita lakukan. Sehingga hasilnya pun tidak lah patut di banggakan. Hampir semua calon anggota bahkan yang telah diresmikan sebagai anggota berlalu dan enyah entah kemana.
Ketua Pertama Dan Kesalahan-kesalahannya (Mammang)
Watak kepemimpinan “otoriter” sempat menjadi masalah besar yang telat disadari yang pada saat itu mampu menjadi penghancur dan hambatan kuat dalam proses pembangunan GPMD. Harus saya akui bahwa sikap dan watak yang berbau otoritarian sempat bercokol di kepala pimpinan organisasi yang berasaskan “Demokrasi Kerakyatan” ini (GPMD).
Dan saya pun mengakui bahwa hal itulah yang kemudian sempat menghambat perjuangan kita, terbukti bahwa diawal kepemimpinan saya, pikri sibuk dengan dunia “kanak-kanaknya”, anggota perempuan (Ibo’, anti, unna, ifa, dan tini) masihlah belum dewasa dan belum memiliki rasa keberpunyaan terhadap organisasi yang selanjutnya “tiga” dari anggota perempuan tersebut memundurkan diri setelah diadakannya “kritik oto kritik” dalam rapat evaluasi kerja-kerja organisasi. Dan sama tidak dewasanya mereka (anggota perempuan) dengan Kawan pallik, yang dengan alasan “keluarga” mengundurkan diri dari organisasi, walau sebenarnya alasan kemundurannya yang sebenarnya ialah karna sikap otoritarian tersebut dari saya (mammang) yang pada saat itu dipercayakan untuk memimpin organisasi.
Artinya bahwa saya (mammang), kawan Fikri, kawan Pallik dan beberapa anggota perempuan mempunyai kesalahan yang itu menjadi tanggung jawab bersama.
Pallik Dengan Sikap “Ketidakdewasaannya”
Saya mengakui bahwa sikap otoritarian yang sempat muncul di masa kepemimpinan saya (mammang) ialah sebuah kesalahan besar dan yang kemudian membuat kawan Pallik memilih untuk menjauh dan seakan tidak berniat untuk membicarakannya dalam sebuah forum ilmiah. Kupikir tindakan dan pilihan yang di ambil oleh kawan pallik adalah sebuah tindakan yang tidaklah “dewasa”. Walaupun “kembali lagi” itu adalah kesalahan dan tanggung jawab bersama.
Hal ini harusnya menjadi pelajaran dimasa akan datang, sesaui dengan harapan dari dituliskannya evaluasi ini. Dari sikap anggota dan sampai ke jajaran pengurus haruslah sesuai dengan asas dan prinsip-prinsip organisasi dan program perjuangan.
Fikri Dengan Hedonismenya
Setelah Pallik menyatakan mundur dari gerakan, bisa dibilang GPMD yang pada saat itu sedang mempersiapkan Kongresnya mengalami “mati suri”. Anggota-anggota perempuan sudah semakin sulit untuk di koordinasikan di tambah lagi kawan fikri yang mulai sibuk dengan lingkungan-lingkungan yang jauh dari kerja-kerja organisasi, bahkan tak bersinggungan sama-sekali.
Pikri mulai sibuk dengan lingkungan baru. Bergabung dengan komunitas scooter dan menggilai komunitas reggae. Hampir tidak ada kerja-kerja yang bertujuan memajukan organisasi. Tapi hanya memuaskan kebutuhan invidualis semata.
Tapi harus diakui juga, semenjak saat itu bisa dibilang kami (mammang & fikri) tinggal berdua yang masih menopang organisasi, setidaknya masih mempunyai niat dan masih menulis nama GPMD dalam sehelai kertas, walaupun pada kenyataannya hanyalah beronani dengan teori-teori dan kesibukan-kesibukan hedon pada waktu itu.
Sebenarnya sikap “kekanak-kanakan” hampir semua pelopor memiliki itu, ketidak seriusan belumlah ditunjukkan dan rasa keberpunyaan organisasi masihlah di mulut saja tapi belum bisa dan mampu untuk di realisasikan dalam pengerjaan basis material sebagai dasar pekerjaan perjuangan kita.
Lahirnya Generasi baru
Diantara banyaknya kesalahan-kesalahan dan kegagalan kita, setidaknya kita masih mampu memperbaiki sebagaiannya dengan kedewasaan semu. Hingga kemajuan setelah melalui beberapa hambatan dan masalah mampu di realisasikan.
Kembalinya pallik dalam garis perjuangan, dan sedikit matangnya stratag perjuangan akhirnya mampu melahirkan generasi baru di GPMD, pendidikan anggota berhasil kita lakukan dengan calon anggota atau peserta yang lumayan banyak (bagi organisasi sekaliber GPMD).
Lahirnya generasi baru dijemput dengan harapan-harapan dan program yang sudah semakin serius, tapi kenyataannya dalam proses perjalanannya masihlah sama saja seperti di masa awal-awal pembentukan. Lalu apa yang kemudian menjadi kesalahan berikut yang harus kita bongkar.
Dinamika dalam proses perjalanan GPMD, sama halnya dengan kelompok atau organisasi lain, harus diakui bahwa setelah melakukan pendidikan anggota atau selesainya proses kaderisasi, sudah menjadi kebiasaan bahwa hampir semua anggota atau calon anggota tidak lah akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan hanya menjadi kader mistis (yang kadang muncul dan kadang menghilang).
Strategi taktik semacam membentuk komite-komite kampus sudahlah mapan untuk menopang dan membagi kerja perjuangan. Tapi yang menjadi kesalahan sehingga tak berjalan sesuai yang di harapkan ialah kita belum mampu mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai yang sudah disepakati bersama. Menjalankan kerja-kerja komite kampus masih menjadi hambatan yang belum bisa dipecahkan akar masalahnya.
Terperangkap Dalam Organisasi Intra Kampus / UKM PKM
Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa NKK BKK yang saat ini di kenal UKM PKM adalah penyakit bagi perjuangan organisasi ekstra yang tujuannya lebih mulia dari UKM PKM. Mencoba mengingatkan kembali bahwa, NKK BKK atau UKM PKM adalah hasil dari strategi orde baru dalam meredam radikalisasi mahasiswa dan organisasi ekstranya yang mencoba mengancam eksistensi orde baru masa itu. Tapi sebuah kesalahan besar dan sebuah kebodohan kita (dimasa kini) yang ternyata masih jatuh di lubang yang sama.
Hampir semua kader GPMD bahkan organisasi lain mengalami hal itu, ialah terperangkap dan terkungkung di dalam kesibukan-kesibukan kampus. Hingga efek yang di berikan kepada organisasi ialah ketidak aktifan kadernya dan tidak berjalannya program-program mendasar gerakan atau organisasi.
Padahal kalau di analisa baik-baik, sebenarnya UKM PKM bisa menjadi ladang tarung gagasan dan propaganda perluasan gerakan. Bagi seorang revolusioner yang sudah matang dalam berbagai halnya menjadikan UKM PKM sebagai tempat dimana ia menyebar agitasi dan propagandanya atau menjadikan UKM PKM sebagai target atau tempat untuk memperluas jaringan gerakan. Lalu apa yang menjadi kesalahan kita, pertama tidak ada pendiskusian khusus untuk membicarakan hal tersebut (dalam artian, siapa dan bagaimana strategi taktik dalam memasuki UKM PKM), kedua menegaskan kerja-kerja apa yang seharusnya di lakukan jika terlibat di sebuah UKM PKM atau kesibukan kampus sehingga ketika terlibat dalam kesibukan kampus juga tidak terlepas dari kerja-kerja mendasar sebagai seorang kader.
Sampai saat ini harus di akui juga, bahwa beberapa kader terlibat di beberapa organisasi kampus masing-masing, namun bukannya kemajuan bagi gerakan yang diberikan justru kemunduran dari kader itu sendiri dan yang sudah menjadi konsekuensi merembet pula pada kemajuan gerakan secara organisasional.
Apa yang harus kita kerjakan ? dan apa yang harus kita lakukan untuk menutupi lubang-lubang kesalahan kita ? itulah pertanyaan yang menjadi dasar dan pemantik dari apa yang telah kita bongkar mengenai kesalahan-kesalahan dalam proses pembangunan organisasi kita (gerakan perjuangan Mahasiswa Demokratik). Semoga mampu menjadi awal dan pemantik semangat untuk membangun GPMD lebih besar secara kuantitas maupun kualitasnya.
Menuju sebuah kesuksesan pastinya akan menuai pelbagai macam kegagalan, dan setiap kesalahan yang mendorong kegagalan itu pastinya ada kesempatan dan banyak cara untuk memperbaikinya. Tapi “itu pun” ketika selagi kita masih berniat untuk maju dan bergerak dalam perjuangan kita sebagai kader GPMD kota Parepare.
Salam Perjuangan
Mammang***
 

0 komentar:

Posting Komentar

Download Buletin

Populer Post

 
Hak Cipta : Komite Pusat - Gerakan Perjuangan Mahasiswa Demokratik SGMK Kota Parepare | ' | AR. Ame' FB
Copyright © 2013. Gerakan Perjuangan Mahasiswa Demokratik Parepare - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by RED LEFT