Ada Apa Dengan Mahasiswa Kekinian ?
Ditulis oleh:Bustamin Tato, anggota: Front Mahasiswa
Demokratik Komite Persiapan Sentra Gerakan Muda Kerakyatan (FMD KP-SGMK)
Makassar
G
|
erakan mahasiswa selama ini (konteks indonesia tentunya)
masih dalam keterpurukan baikdari tingkat kampus maupun secara umum mahasiswa
di negara ini (mahasiswa dalam hal ini sebagai kaum intelektual). dimana tidak
adanya keseriusan dalam membangun gerakan mahasiswa yang militan dan mempuanyai
keterhubungan dengan organ-organ lainnya baik organ antara mahasiswa maupun
organ secara luas seperti organisasi serikat buruh, petani, dan masayarakat
kaum tertindas lainnya atas sistem kapitalisme.
B
|
erbagai peristiwa-peristiwa lahir dianggap suatu yang wajar
ketika bermunculan dalam kondisi saat ini,sulitnya orang mencari sesuap nasi untuk
melanjutkan hidup, mencari pekerjaan, menempuh pendidikan yang layak, gratis,
demokratis dan bervisi kerkyatan adalah salah satu diantara sekian banyak
persoalan yang mendorong kekecewaan publik, belum lagi peristiwa
Korupsi-Kolusi-Nepotisme yang merajalela bahkan telah menjadi budaya birokrasi
negri ini. Rezim pasar bebas, yang kemudian peran negara secara perlahan-lahan
digantikan oleh lembaga-lembaga asing yang sudah jelas hanya mencari profit
dari sumber daya alam negri ini sperti, World Bank,WTO, TNC/MNC, yang semua
mereka rancang habis-habisan untuk keuntungannya tampa memikirkan kerugian
bangsa kita, yang ditaksir lebih dari satu teriliunan perjam.
D
|
ari sejarah pergerakan kemerdekaan indonesia 1945 tidak bisa
dipungkiri bahwa karya daripada gerakan mahasiswa (yang pada saat itu masih
menggunakan nama pemuda) sebagai salah satu penentu dalam proklamasi
kemerdekaan indonesia dengan memaksa soekarno dan hatta untuk mem-proklamasikan
kemerdekaan Republik Inodnesia 17 Agustus 1945. Kita tidak hanya memulai
keberhasilan gerakan mahasiswa/pemuda dari pasca penculikan Soekarno dan Hatta
tentang gerakan mahasiswa, jauh sebelum itu setelah masuknya negara-negara
penjajah yang kemudian memberikan kesempatan pada kaum pribumi untuk mengenyam
pendidikan yang dikenal sebagai politik etis (politik balas budi) sebut saja
pergerakan nasional Boedi Oetomo 1908 danPemuda 1928, maka lahirlah
intelektual-intelektual yang dengan kesadaran sebagai warga negara yang sedang
dijajah oleh bangsa lain seperti Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Syahrir dan masih
banyak lainnya yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi pendengaran kita.
L
|
ahirnya kaum intelektual ini yang tidak bisa terlepas dan
memang sudah seharusnya membangun kekuatan bersama dengan elemen-elemen,
organisasi-organisasi (masyarakat yang terorganisir) lainnya untuk membangun
gerakan perubahan, maka muncullah pemberontakan-pemberontakan rakyat pada waktu
itu. Pada tahun-tahun pasca kemerdekaan, organisasi mahasiswa telah banyak dijumpai
di internal kampus maupun eksternal kampus dan sampai pada afiliasi sebuah
organisasi mahasiswa kesalah satu partai/organisasi politik yang ada seperti
CGMI ke partai PKI, GMNI ke partai PNI dan situasi sekarang juga masih berlaku
misalnya: GMNI ke PDI P, PMII ke PKB, KAMMI ke PKS, IMM ke PAN dan
organisasi-organisasi mahasiswa lainnya.
M
|
ahasiswa yang dikenal sebagai penyambung lidah rakyat masih
sibuk bergelut dalam ruang lingkup internalnya masing-masing, terperangkap
dalam tempurung dengan menjalankan aktifitas yang kadang tidak produktif serta
bersifat pragmatis, elitis, Eksklusif apalagi diantara mereka asyik dalam
membuat kesibukan kompetisi sesama kawan sendiri yang semestinya dijalani
dengan program bersama, sehingga suatu keniscayaan jika gerakan mahasiswa
sebagai insan intelektual terkungkung dalam arogansi organisasi, serta tegas
dalam kritiknya sebagai harimau forum, tergantikan dengan kecenderungan yang
baru, sebagai elit beringasan yang kini tak bertaring lagi. Pertanyaan yang
sekiranya muncul adalah sebuah retorika yang tidak terlalu membutuhkan jawaban
teoritis namun justru membutuhkan kerja praktis dan kongkrit. Posisi dilematis
memang sedang dihadapi oleh kalangan gerakan prodemokasi terutama gerakan
mahasiswa yang sedang dalam keadaan ironis. Perubahan konstelasi politik yang
berubah cepat hampir setiap sepersekian detik, sangat mempengaruhi kajian dan
analisa dari gerakan mahasiswa dan secara tidak langsung sangat mempengaruhi
kinerja dari gerakan mahasiswa. Secara tidak langsung kemudian timbul sebuah
pertanyaan dalam benak kita apa yang harus dilakukan oleh gerakan mahasiswa
ditengah kancah permainan dan manuver borjuasi nasional ini? dan semakin
sulitnya gerakan mahasiswa menemukan jalan persatuan dengan menyatukan program
bersama, dengan tujuan yang sama yaitu anti tehadap kapitalisme, dan
menyujudkan kekuasaan negara atas kaum tertindas.
D
|
ari perjalanan gerakan mahasiswa akan memunculkan dua
pertanyaan mendasar yaitu: apakah gerakan mahasiswa melebur kedalam gerakan
rakyat seperti organisasi serikat buruh, tani, nelayan,dan kaum tertindas
lainnya, ataukah gerakan mahasiswa ini kembali kedalam kampus untuk
mengorganisir sesama-nya mahasiswa yang dengan kesadaran berlawannya belum
terbangun, dengan strategi kaum mahasiswa yang sadar akan penindasan memasuki
UKM-UKM kampus dan lembaga-lembaga kampus seperti BEM, Himpunan Mahasiswa dan
lain sebagainya, kemudian mengkonsilidasikan diri.? Dari dua pertanyaan
tersebut mana yang harus dilakukan oleh kaum intelektual ini..?dengan pikiran dasar
saya mengenai dua garis bersar dalam gerakan, pergerakan rakyat dan mengepung
kampus adalah suatu gerakan secara bersamaan yang seharusnya dilakukan oleh
kaum intelektual yang mempunyai waktu luang banyak soal pembangunan kesadaran
dan waktu luang berfikir yang banyak pula.
M
|
ahasiswa harus meleburkedalam basis-basis massa rakyat,
menyadarkan massa luas, dan sekaligus mengorganisir mahasiswa-mahasiswa dalam
kampus untuk keluar bersama rakyat untuk menghapus tirani rezim anti demokrasi
ini. Namun amat sangat sulit dilakukan jika mahasiswa membuat garis demarkasi
antara massa rakyat yang berlawan dengan massa mahasiswa yang berlawan karena
kesadaran bahwa dasar dari semua perubahan adalah massa rakyat (kaum buruh,
tani, nelayan, dan massa rakyat tertindas lain-nya) itu tidak terjadi dalam
gerakan-gerakan mahasiswa. Menarik keluar mahasiswa adalah suatu keharusan yang
tak terelakkan lagi. Dengan banyaknya kebijakan pihak kampus juga akan memaksa
mahasiswa-mahasiswa yang kritis ini keluar mengorganisir tetapi tidak
mengabaikan kerja-kerja dalam kampus itu sendiri untuk meninggalkan asal mereka
yaitu kampus.
D
|
ari pertanyaan bahwa mahasiswa harus Kembali Ke Sektor Kaum
Buruh dan Rakyat Tentunya akan ada pertanyaan lanjutan dari pernyataan ini.
Diakui atau tidak bahwa rakyatlah yangpaling menentukan dalam proses perubahan
bangsa ini, dan gerakan untuk kembali ke rakyat harus dimulai dalam upaya
membangun kesadaran politik di kalangan msyarakat bawah “grass root”.
P
|
enyadaran itu dapat dimulai dengan mengadakan pendampingan-pendampingan
pada daerah berkasus seperti kasus yang dialamai kaum buruh dipabrik, kaum tani
di lahan pertanian, nelayan. Dan ini sangat signifikan untuk dilakukan karena
pada dasarnya jiwa perlawanan ada pada setiap manusia yang mengalami penindasan
secara langsung. Namun perlu ditegaskan disini, pendampingan sekaligus
penyadaran politik bukan berarti datang dan terus menjadi malaikat. Kesadaran
yang dibangun bukan denganmemberikan pendidikan sistematis ataupun pendidikan
ala bankir, dimana masyarakat hanya menerima dan dijejali dengan teori tertentu
sebagai upaya penyadaran hak sebagai warga negara, namun yang lebih mendasar
adalah memberikan penyadaran tentang hak mereka dan selanjutnya menempatkan
masyarakat ini sebagai subyek dari proses pendidikan ini.
P
|
endidikan ini dikatakan berhasil apabila masyarakat sudah
bisa melepaskan diri dari sikap fatalis menyadan mempunyai mobilitas yang
tinggi serta secara aktif terlibat dalam system politik. Penumbuhan kesadaran
ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya bahaya laten kerinduan terhadap
Orde Baru dan juga hegemoni rezim korporatokrasi, pada akhirnya pendidikan ini
berupaya untuk membuat rakyat memiliki, Goldman, kesadaran real melalui
kesadaran yang sangat memungkinkan (Paulo Freire) yang merupakan intidan dasar
dari sebuah revolusi. Kemudian pertanyaan bahwa mahasiswa harus Kembali Ke
Kampus, Bukan berarti bahwa gerakan kembali kekampus disini sama dengan gerakan
NKK/BKK, tapi berupa penilaian dan refleksiyang sangat obyektif dalam memandang
arah dan pola gerakan mahasiswa. Berkacadari gerakan mahasiswa di daratan Eropa
dan Amerika Latin tahun 60-an, dimanasebagian besar gerakan rakyat tumbuh dari
akumulasi gerakan/ gejolak dalamkampus. Ini seharusnya menjadi acuan yang
sangat mendasar bagi pola gerakan dinegara dunia ketiga khususnya Indonesia.
K
|
embali kekampus bukan berarti mahasiswa untuk seterusnya
menjadi kutu buku, namun gerakan ini harus mulai membangun kekuatan untuk
sebuah revolusi pendidikan. Mautidak mau harus diakui bahwa menyurutnya gerakan
mahasiswa juga sebagai akibatdari sistem pendidikan Indonesia yang sangat
menindas. Kondisi ini yangsekarang harus mulai didobrak oleh kalangan pro
demokrasi, dan ini telahdilakukan oleh sebagian besar kampus di Indonesia,
namun semua ini barulah padatahapan permukaan belum pada tataran yang lebih
substansional.
P
|
enyadaran tentang hakpolitik mahasiswa dan pemahaman
tentang penindasan negara melalui sistempendidikan harus mulai diinjeksikan
kepada kalangan massa rakyat, mahasiswasebagai upaya membangun kekuatan dan
konsolidasi menghadapi manuver kaumborjuasi nasional. Sehingga dalam kurun
beberapa waktu kedepan bukan sekadarsegelintir aktivis mahasiswa tetapi akan
tumbuh ratusan bahkan ribuan mahasiswayang siap untuk melakukan perubahan.
D
|
ua hal ini sekiranya yangharus dilakukan oleh gerakan
mahasiswa ditengah permainan elit politik sekarangini. Dengan mempertimbangkan
situasi nasional dan psikologis rakyat yang sudahmulai jenuh dengan perjalanan
reformasi total yang belum tuntas dan memang akansulit tuntas jika persatuan
dan pemblejetan atas sikap borjuis nasional danpemerintah nasional
berselingukuh dengan para pemodal asing, sudah seharusnya gerakan mahasiswa
mengubah pola gerak yang ada, namun tetap harus disesuaikandengan kondisi tiap
daerah tertentu. Namun begitu disadari bahwa kondisigeografis Indonesia yang
sebagian besar dibatasi oleh lautan, tidakmemungkinkan melakukan gerakan
seperti mahasiswa di belahan Amerika Latin danEropa dengan pola bola saljunya.
T
|
etapi terciptanya pandanganatas musuh bersama (common
enemy)dikalangan gerakan mahasiswa terutama di kalangan gerakan mahasiswa
yangradikal sudah semestinya dilakukan untuk sebuah gerakan yang masif.
Denganmelakukan penyadaran di multi sektor yang sma merasakan penindasan, maka
suatusaat dalam sebuah momentum politik yang tepat, maka diyakini akan timbul
sebuahperlawanan dari rakyat yang sadar.
M
|
embangun kekuatan dimana rakyat melakukan perlawanan bukan
atas dasar ajakan tetapi lebih karena sadarakan adanya ketertindasan.
pendidikan adalah sebagai praktik pembebasankeyakinan akan massa yang sadar dan
keyakinan akan sebuah pendidikan pembebasan, (Paulo Freire). maka sudah
seharusnyagerakan mahasiswa tidak ragu-ragu lagi dengan gerakan penyadaran
danpengorganisiran massa.
0 komentar:
Posting Komentar