SIKAP KAMI MAYDAY
GERAKAN PERJUANGAN MAHASISWA DEMOKRATIK
SENTRA GERAKAN MUDA KERAKYATAN
Salam Muda Kerakyatan.....!
Salam Rakyat Pekerja.....!
Salam sejahtera untuk kita semua, pada hari
ini tepatnya tanggal 1 Mei telah di peringati Hari Buruh Sedunia, yang di
seluruh dunia dimana pun itu, secara serentak kaum buruh turun kejalan untuk
memperingatinya. Sudak sejak tahun 1886, hari ini ditetapkan sebagai hari buruh
sedunia, berawal dari perjuangan kaum buruh atas hak-hak dan
kesejahteraan. Pada saat itu, kondisi buruh luar biasa menderita, dimana mereka
bekerja selama 19 sampai 20 jam sehari untuk mendapatkan upah yang hanya cukup
untuk membeli sepotong roti saja. Dari kondisi yang sungguh menyedihkan
tersebut kaum buruh mulai mengorganisir dirinya dalam serikat buruh dan
melakukan serangkaian pemogokan serta aksi-aksi dengan tuntutan 8 jam kerja, 8 jam
istrahat dan 8 jam rekreasi. Puluhan ribu buruh di Chicago, AS, turun kejalan
dan mendapat tindakan refresif (kekerasan) dari kepolisian. Puluhan buruh
luka-luka dan tertembak bahkan beberapa orang meninggal dunia. Teriakan ribuan
buruh, mayday..mayday..mayday (sinyal bahaya) kemudian membahana keseluruh
dunia dan memicu kemunculan perlawanan buruh di negara-negara lain. Akhirnya,
perjuangan kaum buruh yang tak lelah tersebut mendapat hasil. Dengan persatuan
dan perjuangan kaum buruh, tuntutan mereka bisa diwujudkan. Hari ini kita bisa
sedikit menikmati apa yang telah diperjuangkan kaum buruh 129 tahun yang lalu.
Dari perjuangan kaum buruh tersebut kita perlu menyadari bahwa apa yang kaum buruh
dapatkan buah dari hasil perjuangan, bukan pemberian. Karena nasib kaum buruh
tidak dapat berubah jika bukan kaum buruh sendiri yang memperjuangkannya.
Demikian juga kita dapat belajar bahwa persatuan melalui serikat buruh, hak-hak
kita bisa direbut. Kondisi kita, buruh dan rakyat lainnya sekarang sesungguhnya
tidak jauh berbeda dengan kondisi buruh ratusan tahun yang lalu. Meskipun
tuntutan 8 jam kerja bisa dimenangkan namun masih ada praktek buruh yang
bekerja lebih dari 8 jam perhari tanpa dibayar lemburnya. Selain itu, buruh
masih dihadapkan dengan sistem kerja kontrak, outsourcing, harian lepas serta borongan
yang menyalahi peraturan yang ada. Sistem kerja tersebut mengakibatkan tidak
adanya jaminan dan kepastian kerja. Tingkat kesejahteraan yang selalu menurun
dan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (persoalan upah
murah). Sistem kerja yang demikian juga menyebabkan daya tawar buruh lemah
karena buruh tidak berani untuk berserikat disebabkan ketakutan ancaman PHK/kontrak
tidak diperpanjang. Sistem kerja tersebut akibat dari adanya kebijakan tenaga
kerja yang fleksibel (Labour market
Fleksibility)
dimana buruh hanya dijadikan 'barang dagangan' oleh pengusaha, bisa dibuang
kapan saja jika sudah dianggap tidak produktif/berguna lagi. Ini yang disebut
sebagai perbudakan gaya baru dimana buruh dianggap sebagai budak, tenaga dan
keringatnya diperas untuk kepentingan pemodal/pengusaha sementara kesejahteraan
tidak pernah didapatkan. Dan parahnya lagi, pemerintah cenderung memihak pada
kepentingan pengusaha dengan melakukan pembiaran terhadap praktek perbudakan
tersebut. Selain itu juga, buruh masih banyak yang mendapat gaji di bawah Upah
Minimum Provinsi/Kabupaten/Kota (UMP/UMK). Padahal, kita sama-sama tahu
kenaikan harga kebutuhan pokok makin tinggi akibat dari kenaikan harga BBM dan
Listrik. Harga sembako melambung tinggi sementara upah naiknya sedikit sehingga
makin menyengsarakan kehidupan buruh. Lalu, apakah kita akan diam saja melihat
kesengsaraan yangdihadapi buruh dan rakyat lainnya? Apakah kita akan berkata “emang gue pikirin”, “itu mah urusan lu”, “yang penting aku
bisa kerja dan terima gaji”. Jika ucapan itu masih keluar dari mulut kita maka kita akan
membuat jutaan buruh dan rakyat berada dalam kesengsaraan. Bahkan anak-cucu
kita, keluarga kita, di hari depan nasibnya sama dengan kita saat ini yaitu MENDERITA!
Bahkan dalam agama kita pun diajari bahwa kita tidak boleh diam dan harus
melawan kedzoliman (penindasan).
Maka oleh karena itu kami atas nama GERAKAN PERJUANGAN MAHASISWA DEMOKRATIK-SENTRA GERAKAN MUDA KERAKYATAN Kota
Parepare, bertekad untuk berjuang bersama dan belajar bersama. Karena kami
yakin bahwa bukan Mahasiswa yang menjadi Agent Of Change yang sebenarnya, bukan
Mahasiswa yang menjadi tulang punggung gerakan perubahan, tapi justru buruh lah
yang menjadi sokoguru perubahan untuk semua sektor yang telah sadar dan mau
berlawan. Mengapa demikian, karena kaum buruh lah yang bersentuhan langsung
dengan proses kerja produksi yang menindas. Atau dengan kata lain, yang menjadi
tulang punggung kaum Kapitalis atau pemilik modal adalah kaum buruh.
Untuk itu kami mengajak kawan-kawan semua untuk turun
kejalan tidak untuk merayakan tapi untuk menyuarakan hak-hak buruh, kaum tani,
nelayan miskin kota dan desa, juga tentunya Kaum mahasiswa dan semua elemen
masyarakat yang tertindas, yang telah dilibas oleh sistem yang serakah, sistem
yang melanggengkan penindasan manusia atas manusia lainnya.
Salam
Perlawanan....!
Salam
Rakyat Pekerja....!
Salam
Muda Kerakyatan....!
Parepare, 28 April 2015
KOMITE
PUSAT
GPMD SGMK KOTA PAREPARE
GPMD SGMK KOTA PAREPARE
SAPRI
DEPICCE
0 komentar:
Posting Komentar