Uraian singkat kami di bawah ini adalah bagian dari
kegelisahan dan amarah terhadap situasi yang akhirnya mendorong kami kembali
berhimpun untuk berjuang bersama dalam satuan gerak yang kami namakan Komite
Persiapan – Sentra Gerakan Muda Kerakyatan (KP-SGMK). Kami yang terhimpun
dalam satuan gerak organisasi ini adalah bagian yang ingin mengabarkan hal yang
lebih banyak dari sekedar “bahwa kami ada” kepada siapa pun yang membaca
pernyataan ini. Berawal dari
sebagian besar keberadaan kami dalam sebuah jaringan bernama Jaringan Gerakan
Mahasiswa Kerakyatan (JGMK) yang kemudian kami sadari sangat lambat dan penuh
kesulitan mengorganisir diri, ternyata sudah cukup lama menghabiskan waktu
untuk melihat betapa mahasiswa begitu dipasung dalam lembaga-lembaga komersial
pendidikan dan betapa kaum muda semakin digerogoti keberpihakannya pada rakyat.
Kaum muda, atau yang sering dipanggil pemuda, bahkan sudah tidak sekali dua
kali lagi dimerosotkan peran nya oleh organisasi-organisasi yang membawa
kepentingan para penindas didalamnya. Beberapa dari nya bahkan sering disebut
organisasi “preman” karena justru bertindak menyusahkan dan berhadap-hadapan
dengan perjuangan rakyat.

Satu hal yang
harus kami katakan dan telah menjadi salah satu tema pembahasan kami dalam
pertemuan nasional yang berlangsung 24-27 Januari 2014 kemarin adalah,
bahwa mahasiswa, dimana sebagian besar kami adalah juga (yang sering dikatakan)
mahasiswa, ternyata bukan lah golongan yang berbeda dari kaum yang keseharian
hidup nya dituntut belajar dan yang di pundak nya disisipkan rol kepatuhan
untuk bersaing dan menaklukkan rakyat demi menjadi penindas baru. Singkatnya,
kami didorong belajar untuk menjadi robot-robot pembantu para penindas. Kami
tegas menolak itu.
Pelajar, bagi
kami adalah siapa saja yang kemudian mengobarkan jiwa belajar nya kepada setiap
hal dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun yang menjadikan alam raya adalah
sebagai sekolah nya. Maka, ketika kami juga dibedakan dari kemampuan orang tua
kami membiayai pendidikan yang semakin hari semakin mahal dan membuat sebagian
dari kami tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, itu bukan
alasan yang cukup untuk membuat kami terpisah dan tersekat satu sama lain. Kami
masih lah satu dalam apa yang kami lihat dan dalam apa yang kami anggap dan
dibutuhkan bagi masa depan rakyat, yaitu perubahan besar menuju kemanusiaan dan
keadilan. Oleh karena nya kami berkesimpulan untuk menggabungkan isi dan bentuk
organisasi mahasiswa dengan organisasi pelajar dan juga organisasi pemuda bagi
masa depan perjuangan.
Dan untuk
perubahan mendasar itu, kami telah mendiskusikan beberapa program yang kami
anggap menjadi jawaban dari permasalahan pemuda dan rakyat dewasa ini, yang
sekaligus menjadi garis perjuangan kami sampai datang nya kongres pertama dalam
6 bulan mendatang. Program perjuangan itu adalah:
1.
Sistem
pendidikan yang gratis, ilmiah, demokratis dan terhubung pada kebutuhan rakyat.
2.
Lapangan
pekerjaan yang layak bagi kaum muda dan rakyat
3.
Pelestarian
bumi sebagai ruang hidup yang adil dan manusiawi.
4.
Nasionalisasi
aset – aset vital negara dan industrialisasi bagi kesejahteraan rakyat
5.
Ekonomi
berbasis pada kebutuhan dan kontrol rakyat
6.
Solidaritas
perjuangan nasional dan internasional
7.
Menolak
partisipasi dalam Pemilu Borjuasi 2014 karena hanya diikuti oleh partai-partai
pemodal yang busuk dan juga bukan jalan keluar bagi permasalahan rakyat
8.
Membangun
kerjasama aktif dengan organisasi perjuangan rakyat demi pembangunan kesadaran
dan kekuatan politik rakyat tertindas.
Program-program
diatas, bagaimanapun tidak akan dapat berjalan maksimal dan efektif jika hanya
dilakukan satu, dua, tiga, puluhan, ratusan, ribuan saja tapi berjuta-juta
orang yang sadar dan maju akan cita-cita bersama yaitu menghancurkan
kapitalisme sebagai akar dari penindasan. Oleh karena itu, kami mengajak bagi
siapapun itu organisasi pemuda, pelajar/siswa, dan mahasiswa yang sadar akan
penindasan tersebut untuk bergabung bersama kami KP-SGMK.
Demikian
penjabaran singkat ini kami sampaikan terkait pendeklrasian Komite
Persiapan-Sentra Gerakan Muda Kerakyatan yang lahir berdasarkan konsep
kebutuhan akan persatuan beberapa sektor yang bersepakat akan gerakan kaum muda
yang menginginkan perubahan. Akan menjadi tidak efektif dan maksimal jika
beberapa organisasi hanya melakukan cara-cara sporadik dan eksklusif serta
terpecah-pecah ditiap sektornya, karena hanya akan menjadi isu lokal dan
menyulitkan terbangunnya solidaritas dan kekuatan yang lebih massif untuk
menggempur kapitalisme. Sangat dibutuhkan persatuan gerakan muda diberbagai
tingkatan daerah hingga membentuk persatuan yang mempunyai satu tujuan bersama
yaitu mendorong kesadaran Pemuda, Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat untuk
menghancurkan sistem kapitalisme dan membangun suatu sistem yang memanusiakan
manusia itu sendiri.
Komite Persiapan Sentra Gerakan Muda Kerakyatan
(KP-SGMK):
1.
Konsentrasi
Mahasiswa Progresif (Samarinda)
2.
Konfederasi
Sindikalis Nusantara (Jakarta)
3.
Gerakan
Mahasiswa Pro Demokrasi (Medan)
4.
Front Mahasiswa
Demokratik (Makassar)
5.
Resist (D.I Yogyakarta)
6.
Komunal
Mahasiswa Pangkep Kerakyatan (PangkajeneKepulauan)
7.
Gerakan
Perjuangan Mahasiswa Demokratik (Parepare)
8.
Sentra Gerakan
Progresif (PolewaliMandar)
9.
Forum
Komunikasi Siswa Progresif (PolewaliMandar)
10. Barisan Pemuda Mahasiswa Progresif (Sumbawa)
11. Gerakan Pemuda Mahasiswa Majene (Majene)
12. Barisan Pemuda Progresif (Kupang)
13. SentralGerakanPemudaKerakyatan (Toraya)
Jakarta, 1 Februari 2014
Koordinator Umum
Koordinator Umum
Daniel Pay
Halim
0 komentar:
Posting Komentar