Merah Telah Menjadi Pilihan
Karya: Abd. Rachman/Ame’
Merah telah menjadi pilihan
di saat belenggu mencoba merampas impian
belenggu yang di kemudikan olehnya para setan
berjuba gelap beraura ancaman kehancuran
“Yang Kau impikan itu utopis”
Katamu dengan menggoda
“yang kau pilih itu sesat”
dengan berbisik kau melaknat
Belok ke kiri dengan merah yang telah menjadi pilihan
kau panggil Aku dan menyuruhku mengikutimu
menuju jalan yang menjanjikan kedamaian
walau dengan kedamaian yang di bangun
dari darah para manusia yang tak berdosa
Kedamaian yang kau sajikan
cukup ampuh dan banyak menipu teman-temanku
bahkan berhasil meracuni keluargaku
Kedamaian yang kau bangun semakin menjadi-jadi
bahkan merahku kau coba hitamkan dengan siasat bertopeng syurga
tapi ternyata kau jua tak mampu
hitammu semakin menghilang oleh merah yang mengalir deras
bak darah kecaman sisa-sisa hisapanmu yang lalu
Kau geram kepadaku
yang tak kunjung menjadi hitam bersamamu
dan karena itu,…
kau gratiskan fitnah untuk menyulitkanku
kau sebar kebencian untuk memojokkanku
bahkan kau legalkan pembunuhan untuk melenyapkanku
Kau pikir dengan semua itu Aku akan berpaling
atau jika tidak, Aku akan mati membusuk dengan tanganmu
Asal kau tahu,
Aku tak takut mati karnamu
dan jika mati sekalipun aku taka apa
karna kain merah yang kan membalut jazad yang telah kau lenyapkan
Maka dengarlah suaraku
Aku lebih baik mati dengan tragis
bahkan dengan gelar teroris
dari pada hidup dan bahagia dengan hitammu yang sesaat dan sesat
Parepare, 19/Oktober/2014








Home »
Sastra Merah
» Merah Telah Menjadi Pilihan
Merah Telah Menjadi Pilihan
Posted by Redaksi
Posted on 03.32
with No comments
0 komentar:
Posting Komentar