Mahasiswa dan
Organisasi-nya Dalam Memandang
Kondisi Indonesia Saat Ini
Kondisi Indonesia Saat Ini
Oleh :
Abd. Rahman (Ame’)
Berbicara soal mahasiswa dan organisasi pastinya sangat berkaitan antara
keduanya, terkadang organisasi menjadi candu bagi mahasiswa atau bahkan menjadi
kebutuhan bagi mahasiswa. Mahasiswa seakan menjadikannya sebagai kebutuhan
sekunder tapi bahkan juga di jadikan sebagai kebutuhan primer. Isu yang
menyatakan bahwa berorganisasi bagi mahasiswa akan memperlambat penyelesaian
proses akademisi seorang mahasiswa, sehingga membuat para calon mahasiswa atau
mahasiswa baru seakan takut berorganisasi. Organisasi bukan lah penghambat bagi
proses akademik seorang mahasiswa apabila ia mampu membagi dan menempatkan
waktu berorganisasi dengan cermat dan baik, tapi organisasi dapat juga menjadi
momok bagi proses penyelesaian akademik mahasiswa apabila ia tidak mampu mengimbangi
antara keduanya. Kita mencoba melirik mahasiswa di tanah jawa dalam
berorganisasi, yang dimana mereka fokuskan kepada proses penyelesaian
akademiknya terlebih dahulu sampai di saat mereka akan mulai menyusun skripsi,
dan pada saat itulah ia akan fokuskan (full time) kepada organisasi. Jadi
intinya organisasi bukanlah penghambat dalam penyelesaian akademisi seorang
mahasiswa apabila ia mampu memanage waktunya untuk akademiknya dan
organisasinya.
Organisasi berlabelkan islam
Pembicaraan
kita kali ini menyangkut kehidupan mahasiswa dalam berorganisasi khususnya
organisasi berlabelkan Islam atau berbackground Islam. STAIN (sekolah tinggi agama
Islam negeri) Parepare, tempat dimana saya sekarang ini berakademisi .
organisasi berlabelkan Islam saat ini membanjiri tempat dimana saya kuliah,
seperti HMI(Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) dll. Sama halnya dengan agama Islam sendiri, yang dimana terpecah
atau terbagi dalam beberapa bagian dan kepercayaan masing-masing yang tidak
jarang membuat diantaranya terdapat atau terjadi perselisihan. Begitupun dengan
organisasi Islam di atas, selalu terjadi perselisihan, cekcok bahkan saling
mengejek dan menjatuhkan antar satu sama lain. Padahal mereka memiliki atau
berbackground yang sama yaitu Islam. Di kampus saya yang mayoritas di huni oleh
Aktivis-aktivis atau para Organisatoris background Isam terjadi berbagai
perselisihan mulai dari pembenturan Ideologi sampai pada pembenturan fisik
antara Aktivis organisasi tersebut. Mencoba menganalisa permasalahan tersebut
ternyata, yang terjadi hanyalah karna keegoisan anatara anggota dari pada
organisasi-organisasi tersebut, kemudian doktrin-doktrin dari senior yang
seakan menjelek-jelekkan organisasi lain atau pemahaman organisasi lain, yang kemudian
mendarah daging di dalam tubuh seorang kader dan kemudian merasa bahwa
organisasinyalah yang paling benar di bandingkan organisasi lainnya. mungkin
itulah penilaian dari saya sebagai mahasiswa yang tidak memasuki satupun organisasi
berlabelkan Islam tersebut.
Mari kita
mencoba mengkaji ulang latar belakang serta fungsi dan tujuan
organisasi-organisasi tersebut. Dimana mereka di balut oleh warna yang sama
yaitu Islam tetapi mereka seakan pecahan-pecahan yang tak dapat di satukan. Ketika
kita berbicara tentang andil dalam pembangunan bangsa, satu persatu Organisasi
tersabut akan menawarkan hal-hal yang sudah pasti berbau islam. Saya Pernah melakukan
diskusi kecil atau mungkin sebuah perdebatan antara saya dan salah satu Aktivis
dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan HMI (Himpunan Mahasiswa
Islam), tema diskusi kami waktu itu yang merupakan pertanyaan Saya terhadap
mereka adalah “bagaiman pandangan kalian tentang sistem Indonesia saat ini, dan
apa yang kalian akan tawarkan atau sistem apa yang akan kalian terapkan di
Indonesia ketika kelak menjadi pemimpin yang berasal dari Organisasi background
Islam”, dan pernyataan Aktivis PMII tadi menyatakan bahwa akan menerapkan
sistem “Syariat Islam”. Coba kita Analisa bersama atau kaji bersama tentang
sistem Syariat Islam yang di tawarkan oleh salah satu Aktivis PMII tadi. Menurut
saya sistem apapun itu, ketika di terapkan dan dapat mensejahterakan semua
rakyat tanpa terkecuali ya sah-sah saja, dan juga mungkin akan timbul
pertanyaan bahwa kalian mulai dari mana untuk hal tersebut. Tapi saya yakin
bahwa tidak ada sistem yang dapat mensejahterahkan selain sistem “Sosialisme-Komunis”
(tawaran Saya), semua itu juga pastinya berhubungan dengan “SI KONTOL” atau
situasi, kondisi dan toleransi di Indonesia yang merupakan bersuku-suku bangsa
dan bahasa dan mempunyai lima Agama yang telah di sahkan. Jelas itu akan
menjadi penghambat atau bahkan menjadi bumerang terhadap sistem Syariat Islam
tersebut. Saya bukannya kontra terhadap sistem tersebut atau membenci islam atau
bahkan ada anggapan bahwasanya saya tidak beragama Islam, tapi Saya hanya
mencoba menunjukkan sikap toleransi antar umat beragama.
Lain halnya
dengan Aktivis PMII tadi yang menawarkan Sistem Syariat Islam, jawaban dari
Aktivis HMI justru membuat Saya sedikit tertawa. Saya tidak bermaksud
menjelek-jelekkan tapi memang terdengar lucu bagi saya. Jadi beliau menyatakan
bahwa pandangannya terhadap sistem indonesia saat ini jelas terbukti sudah
rancu atau gagal dan beliau menyatakan akan memperluas kesadaran tentang
berakhlak mulia yang sedikit berbau Islam. Menurut saya itu sama saja dengan
tawaran Aktivis PMII tadi, mungkin hanya di bedakan oleh redaksi bahasanya yang
mungkin terlalu simple terdengar. Dan mengejutkan bagi saya ketika beliau
mengatakan bahwa organisasi mereka bukanlah organisasi yang terlalu serius
memandang kehidupan sosial sekarang ini. Saya heran dengan aktivis yang satu
ini yang mungkin terlalu polos atau bahkan menjelek-jelekkan organisasinya
sendiri. Dia juga berpendapat bahwa sebenarnya mereka tidak terlalu memikirkan
tentang andil terhadap bangsa. Mereka hanya ingin semua orang sadar akan agama
yang benar adalah agama Islam, Saya secara pribadi salut akan hal itu, tapi
coba kita melihat realita sekarang, tidak usah melihat mereka yang Non-Islam
yang sudah jelas perbuatan mereka jauh dari akhlak-akhlak beriman atau
kurangnya nilai-nilai ketakwaan, yang Islam sajapun atau bahkan Aktivis HMI pun
masih terlalu banyak yang masuk dalam ruang lingkup tidak bertakwa terhadap
Tuhan (Allahu Akbar). Seperti misalnya mengerjakan shalat lima waktu. Sekali
lagi saya tidak beniat menjelek-jelekkan organisasi-organisasi atau
aktivis-aktivis yanga ada di dalamnya. Kita hanya perlu sadar akan
pendefenisian, pemahaman dan aktualisasinya kita sebagai umat beragama
khususnya islam dan juga pastinya berkaitan dengan teori dan prakteknya kita. Karena
apalah guna sebuah teori ketika tidak di barengi dengan praktek yang nyata yang
jelas sesuai dengan defenisi dan pemahamannya kita terhadap sesuatu.
Lain halnya
dengan pandangan serta andil terhadap bangsa dari kedua Aktivis tadi yang
berbau Islam atau Syariat Islam, Saya mencoba menawarkan sistem “Sosialisme-Komunis” yang mungkin sudah saya sebutkan
di atas tadi dan untuk pembahasan yang lebih lanjut tentang pandangan dan
tawaran saya terhadap bangsa Indonesia, akan di bahas dalam seri “Organisasi
Kiri”.
Organisasi Kerakyatan/Organisasi Kiri/
Background Merah.
Organisasi kiri atau sering di sebut sebagai Organisasi background
Merah mungkin masih terdengar Asing bagi kalian. Tapi sebenarnya organisasi ini sudah banyak di luar sana. Hanya karna
tidak adanya organisasi tersebut di Kota Parepare jadi teman-teman semua tidak
mengetahuinya. Maka dari itu saya dan “Gerakan Islam Transformatif
Parepare”(begitulah kami menyebut diri kami) datang untuk memperkenalkan dengan
kawan-kawan tentang organisasi ini atau pisau analisis oranisasi ini yaitu MARXISME. Jujur secara pribadi bahwa betapa sulitnya membawa
faham ini masuk ke Parepare. Dikarenakan betapa banyak pihak-pihak yang begitu
membenci atau karna tidak ada kesepahaman jadi mereka berusaha untuk
menghentihkan perjuangan kami menancapkan benderah merah di Kota Parepare. Itu
juga karna mereka yang kontra terhadap paham ini tidak mengenal dan mengetahui
lebih dalam sehingga timbullah kebencian itu. Namun semua itu tidak akan
menyurutkan semangat kami dalam penyebaran Marxisme(begitulah kami
menyebutnya).
Mari kita kembali ke pembahasan awal
tulisan ini, yaitu dimana ketika perdebatan dari tiga orang, dari tiga organisasi
dan paham yang berbeda pula. kini mungkin akan saya jelaskan tentang pandangan
saya yang berpaham Marxisme komunisme dan
bagaimana atau system apa yang saya akan terapkan di Indonesia ketika kelak
saya menjadi pemimpin. Jelas ketika seorang Marxist atau Komunis yang menjadi
pemimpin dan ketika Idiologinya itu belum terlukai, maka jelas dan pasti akan
menerapkan system “Demokrasi Sosial Komunis”. Sebelum saya menjelaskan lebih
jauh tenyang pilihan saya ini, lebih awalnya saya akan menjelaskan terlebih
dahulu tentang pandangan saya atau kami dari Kaum Kiri mengenai kondisi
Indonesia saat ini.
Kita semua jelas tau bahwa system
Indonesia saat ini adalah “Demokrasi Liberal Kapitalisme” yang dimana sudah
jelas-jelas rancu dalam hal tujuannya mensejahterakan rakyat secara menyeluruh.
Kesejahteraan jelas sangat di rindukan oleh rakyat secara menyeluruh dan tidak
salah ketika system “Demokrasi Sosial Komunis “ ini di terapkan di Indonesia.
Mengapa demikian ? dengan social komunis adalah merupakan kunci dalam
terciptanya masyarakat tanpa kelas serta kesejahteraan. Banyak salah
mengartikan tentang komunis, dimana mereka mengatakan bahwa orang-orang komunis
merupakan orang-orang yang tidak beragama atau kafir. Ini jelas merupakan
statemen yang salah. Mengapa demikian karna komunisme bukan lah paham tentang
keagamaan karna komunisme merupakan paham tentang Ekonomi Politik yang jelas
berlawanan dengan Kapitalisme. Ketika system ini di terapkan, akan menghapus
semua kepemilikan pribadi. Kepemilikan pribadi ini dalam hal pekerjaan. Karna
dengan komunisme hubungan kerja yang tercipta akan kolektif dan tidak ada
unsure penindasan dan diskriminasi. Hakekat sebuah produksi adalah social,
bekerja secara bersama-sama dan hasil yang di dapatkan juga sama dan merata
atau adil (sesuai yang dikerjakan). Saya pernah mendapat pertanyaan dari dosen
saya yang merupakan kapala Jurusan Syariah STAIN Parepare yaitu Drs. H.
Sudirman L., M.H. beliau mengatakan bahwa bagaimana ketika sebuah keluarga
misalnya, keluarga A mempunyai anggota keluarga berjumlah sepuluh orang dan
keluarga B beranggotakan lima orang anggota keluarga. Seperti apa kira–kira
kemerataan atau keadilan yang di tunjukkan oleh seorang pemimpin yang berpaham
komunis tersebut. Dan saya menjawab bahwa semunya akan di atur sesuai
aturan-aturan yang di sahkan di wilayah tersebut. Tapi yang jelasnya hak-hak
akan di dapatkan sesuai dengan kebutuhan pribadi masing-masing anggota keluarga
atau keluarga. Keluaga A dan B jelas mempunyai kebutuhan yang berbeda. Jadi setiap
keluarga yang beranggotakan sedikit maupun banyak akan mendapatkan hak mereka
sesuai dengan kebutuhan keluarga masing-masing pula dan ini jelas merupakan
keadilan karna keadilan bukan berarti ketika semua sesuatu hal itu sama. Masih banyak penjelasan yang belum saya
kemukakan yang mungkin akan memperkuat alas an mengapa harus dengan social
komunis Indonesia akan sejahtera dan semuanya akan saya jelaskan lewat
tulisan-tulisan saya yang berikutnya.
(bacaan Anggota FMD (Fron Mahasiswa Demokratik) cab.
Parepare yang di persembahkan oleh Ame’ dan merupakan juga Konsumsi Publik).
0 komentar:
Posting Komentar