photo hhhhhhhhiii_zps9dd37855.jpeg" />  photo hhdrhhdhdrhdh_zps2794a59b.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />
Home » » Mahasiswa dan Organisasinya Dalam Memandang Indonesia Saat Ini

Mahasiswa dan Organisasinya Dalam Memandang Indonesia Saat Ini



Mahasiswa dan Organisasi-nya Dalam Memandang
Kondisi Indonesia Saat Ini

Oleh : Abd. Rahman (Ame’)

Berbicara soal mahasiswa dan organisasi pastinya sangat berkaitan antara keduanya, terkadang organisasi menjadi candu bagi mahasiswa atau bahkan menjadi kebutuhan bagi mahasiswa. Mahasiswa seakan menjadikannya sebagai kebutuhan sekunder tapi bahkan juga di jadikan sebagai kebutuhan primer. Isu yang menyatakan bahwa berorganisasi bagi mahasiswa akan memperlambat penyelesaian proses akademisi seorang mahasiswa, sehingga membuat para calon mahasiswa atau mahasiswa baru seakan takut berorganisasi. Organisasi bukan lah penghambat bagi proses akademik seorang mahasiswa apabila ia mampu membagi dan menempatkan waktu berorganisasi dengan cermat dan baik, tapi organisasi dapat juga menjadi momok bagi proses penyelesaian akademik mahasiswa apabila ia tidak mampu mengimbangi antara keduanya. Kita mencoba melirik mahasiswa di tanah jawa dalam berorganisasi, yang dimana mereka fokuskan kepada proses penyelesaian akademiknya terlebih dahulu sampai di saat mereka akan mulai menyusun skripsi, dan pada saat itulah ia akan fokuskan (full time) kepada organisasi. Jadi intinya organisasi bukanlah penghambat dalam penyelesaian akademisi seorang mahasiswa apabila ia mampu memanage waktunya untuk akademiknya dan organisasinya.

Organisasi berlabelkan islam

Pembicaraan kita kali ini menyangkut kehidupan mahasiswa dalam berorganisasi khususnya organisasi berlabelkan Islam atau berbackground Islam. STAIN (sekolah tinggi agama Islam negeri) Parepare, tempat dimana saya sekarang ini berakademisi . organisasi berlabelkan Islam saat ini membanjiri tempat dimana saya kuliah, seperti HMI(Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dll. Sama halnya dengan agama Islam sendiri, yang dimana terpecah atau terbagi dalam beberapa bagian dan kepercayaan masing-masing yang tidak jarang membuat diantaranya terdapat atau terjadi perselisihan. Begitupun dengan organisasi Islam di atas, selalu terjadi perselisihan, cekcok bahkan saling mengejek dan menjatuhkan antar satu sama lain. Padahal mereka memiliki atau berbackground yang sama yaitu Islam. Di kampus saya yang mayoritas di huni oleh Aktivis-aktivis atau para Organisatoris background Isam terjadi berbagai perselisihan mulai dari pembenturan Ideologi sampai pada pembenturan fisik antara Aktivis organisasi tersebut. Mencoba menganalisa permasalahan tersebut ternyata, yang terjadi hanyalah karna keegoisan anatara anggota dari pada organisasi-organisasi tersebut, kemudian doktrin-doktrin dari senior yang seakan menjelek-jelekkan organisasi lain atau pemahaman organisasi lain, yang kemudian mendarah daging di dalam tubuh seorang kader dan kemudian merasa bahwa organisasinyalah yang paling benar di bandingkan organisasi lainnya. mungkin itulah penilaian dari saya sebagai mahasiswa yang tidak memasuki satupun organisasi berlabelkan Islam tersebut.
Mari kita mencoba mengkaji ulang latar belakang serta fungsi dan tujuan organisasi-organisasi tersebut. Dimana mereka di balut oleh warna yang sama yaitu Islam tetapi mereka seakan pecahan-pecahan yang tak dapat di satukan. Ketika kita berbicara tentang andil dalam pembangunan bangsa, satu persatu Organisasi tersabut akan menawarkan hal-hal yang sudah pasti berbau islam. Saya Pernah melakukan diskusi kecil atau mungkin sebuah perdebatan antara saya dan salah satu Aktivis dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), tema diskusi kami waktu itu yang merupakan pertanyaan Saya terhadap mereka adalah “bagaiman pandangan kalian tentang sistem Indonesia saat ini, dan apa yang kalian akan tawarkan atau sistem apa yang akan kalian terapkan di Indonesia ketika kelak menjadi pemimpin yang berasal dari Organisasi background Islam”, dan pernyataan Aktivis PMII tadi menyatakan bahwa akan menerapkan sistem “Syariat Islam”. Coba kita Analisa bersama atau kaji bersama tentang sistem Syariat Islam yang di tawarkan oleh salah satu Aktivis PMII tadi. Menurut saya sistem apapun itu, ketika di terapkan dan dapat mensejahterakan semua rakyat tanpa terkecuali ya sah-sah saja, dan juga mungkin akan timbul pertanyaan bahwa kalian mulai dari mana untuk hal tersebut. Tapi saya yakin bahwa tidak ada sistem yang dapat mensejahterahkan selain sistem “Sosialisme-Komunis” (tawaran Saya), semua itu juga pastinya berhubungan dengan “SI KONTOL” atau situasi, kondisi dan toleransi di Indonesia yang merupakan bersuku-suku bangsa dan bahasa dan mempunyai lima Agama yang telah di sahkan. Jelas itu akan menjadi penghambat atau bahkan menjadi bumerang terhadap sistem Syariat Islam tersebut. Saya bukannya kontra terhadap sistem tersebut atau membenci islam atau bahkan ada anggapan bahwasanya saya tidak beragama Islam, tapi Saya hanya mencoba menunjukkan sikap toleransi antar umat beragama.
Lain halnya dengan Aktivis PMII tadi yang menawarkan Sistem Syariat Islam, jawaban dari Aktivis HMI justru membuat Saya sedikit tertawa. Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan tapi memang terdengar lucu bagi saya. Jadi beliau menyatakan bahwa pandangannya terhadap sistem indonesia saat ini jelas terbukti sudah rancu atau gagal dan beliau menyatakan akan memperluas kesadaran tentang berakhlak mulia yang sedikit berbau Islam. Menurut saya itu sama saja dengan tawaran Aktivis PMII tadi, mungkin hanya di bedakan oleh redaksi bahasanya yang mungkin terlalu simple terdengar. Dan mengejutkan bagi saya ketika beliau mengatakan bahwa organisasi mereka bukanlah organisasi yang terlalu serius memandang kehidupan sosial sekarang ini. Saya heran dengan aktivis yang satu ini yang mungkin terlalu polos atau bahkan menjelek-jelekkan organisasinya sendiri. Dia juga berpendapat bahwa sebenarnya mereka tidak terlalu memikirkan tentang andil terhadap bangsa. Mereka hanya ingin semua orang sadar akan agama yang benar adalah agama Islam, Saya secara pribadi salut akan hal itu, tapi coba kita melihat realita sekarang, tidak usah melihat mereka yang Non-Islam yang sudah jelas perbuatan mereka jauh dari akhlak-akhlak beriman atau kurangnya nilai-nilai ketakwaan, yang Islam sajapun atau bahkan Aktivis HMI pun masih terlalu banyak yang masuk dalam ruang lingkup tidak bertakwa terhadap Tuhan (Allahu Akbar). Seperti misalnya mengerjakan shalat lima waktu. Sekali lagi saya tidak beniat menjelek-jelekkan organisasi-organisasi atau aktivis-aktivis yanga ada di dalamnya. Kita hanya perlu sadar akan pendefenisian, pemahaman dan aktualisasinya kita sebagai umat beragama khususnya islam dan juga pastinya berkaitan dengan teori dan prakteknya kita. Karena apalah guna sebuah teori ketika tidak di barengi dengan praktek yang nyata yang jelas sesuai dengan defenisi dan pemahamannya kita terhadap sesuatu.
Lain halnya dengan pandangan serta andil terhadap bangsa dari kedua Aktivis tadi yang berbau Islam atau Syariat Islam, Saya mencoba menawarkan sistem “Sosialisme-Komunis” yang mungkin sudah saya sebutkan di atas tadi dan untuk pembahasan yang lebih lanjut tentang pandangan dan tawaran saya terhadap bangsa Indonesia, akan di bahas dalam seri “Organisasi Kiri”.

Organisasi Kerakyatan/Organisasi Kiri/ Background Merah.

            Organisasi kiri atau sering di sebut sebagai Organisasi background Merah mungkin masih terdengar Asing bagi kalian. Tapi sebenarnya organisasi ini sudah banyak di luar sana. Hanya karna tidak adanya organisasi tersebut di Kota Parepare jadi teman-teman semua tidak mengetahuinya. Maka dari itu saya dan “Gerakan Islam Transformatif Parepare”(begitulah kami menyebut diri kami) datang untuk memperkenalkan dengan kawan-kawan tentang organisasi ini atau pisau analisis oranisasi ini yaitu MARXISME. Jujur secara pribadi bahwa betapa sulitnya membawa faham ini masuk ke Parepare. Dikarenakan betapa banyak pihak-pihak yang begitu membenci atau karna tidak ada kesepahaman jadi mereka berusaha untuk menghentihkan perjuangan kami menancapkan benderah merah di Kota Parepare. Itu juga karna mereka yang kontra terhadap paham ini tidak mengenal dan mengetahui lebih dalam sehingga timbullah kebencian itu. Namun semua itu tidak akan menyurutkan semangat kami dalam penyebaran Marxisme(begitulah kami menyebutnya).
            Mari kita kembali ke pembahasan awal tulisan ini, yaitu dimana ketika perdebatan dari tiga orang, dari tiga organisasi dan paham yang berbeda pula. kini mungkin akan saya jelaskan tentang pandangan saya yang berpaham Marxisme komunisme dan bagaimana atau system apa yang saya akan terapkan di Indonesia ketika kelak saya menjadi pemimpin. Jelas ketika seorang Marxist atau Komunis yang menjadi pemimpin dan ketika Idiologinya itu belum terlukai, maka jelas dan pasti akan menerapkan system “Demokrasi Sosial Komunis”. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh tenyang pilihan saya ini, lebih awalnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang pandangan saya atau kami dari Kaum Kiri mengenai kondisi Indonesia saat ini.
            Kita semua jelas tau bahwa system Indonesia saat ini adalah “Demokrasi Liberal Kapitalisme” yang dimana sudah jelas-jelas rancu dalam hal tujuannya mensejahterakan rakyat secara menyeluruh. Kesejahteraan jelas sangat di rindukan oleh rakyat secara menyeluruh dan tidak salah ketika system “Demokrasi Sosial Komunis “ ini di terapkan di Indonesia. Mengapa demikian ? dengan social komunis adalah merupakan kunci dalam terciptanya masyarakat tanpa kelas serta kesejahteraan. Banyak salah mengartikan tentang komunis, dimana mereka mengatakan bahwa orang-orang komunis merupakan orang-orang yang tidak beragama atau kafir. Ini jelas merupakan statemen yang salah. Mengapa demikian karna komunisme bukan lah paham tentang keagamaan karna komunisme merupakan paham tentang Ekonomi Politik yang jelas berlawanan dengan Kapitalisme. Ketika system ini di terapkan, akan menghapus semua kepemilikan pribadi. Kepemilikan pribadi ini dalam hal pekerjaan. Karna dengan komunisme hubungan kerja yang tercipta akan kolektif dan tidak ada unsure penindasan dan diskriminasi. Hakekat sebuah produksi adalah social, bekerja secara bersama-sama dan hasil yang di dapatkan juga sama dan merata atau adil (sesuai yang dikerjakan). Saya pernah mendapat pertanyaan dari dosen saya yang merupakan kapala Jurusan Syariah STAIN Parepare yaitu Drs. H. Sudirman L., M.H. beliau mengatakan bahwa bagaimana ketika sebuah keluarga misalnya, keluarga A mempunyai anggota keluarga berjumlah sepuluh orang dan keluarga B beranggotakan lima orang anggota keluarga. Seperti apa kira–kira kemerataan atau keadilan yang di tunjukkan oleh seorang pemimpin yang berpaham komunis tersebut. Dan saya menjawab bahwa semunya akan di atur sesuai aturan-aturan yang di sahkan di wilayah tersebut. Tapi yang jelasnya hak-hak akan di dapatkan sesuai dengan kebutuhan pribadi masing-masing anggota keluarga atau keluarga. Keluaga A dan B jelas mempunyai kebutuhan yang berbeda. Jadi setiap keluarga yang beranggotakan sedikit maupun banyak akan mendapatkan hak mereka sesuai dengan kebutuhan keluarga masing-masing pula dan ini jelas merupakan keadilan karna keadilan bukan berarti ketika semua sesuatu hal itu sama.  Masih banyak penjelasan yang belum saya kemukakan yang mungkin akan memperkuat alas an mengapa harus dengan social komunis Indonesia akan sejahtera dan semuanya akan saya jelaskan lewat tulisan-tulisan saya yang berikutnya.

(bacaan Anggota FMD (Fron Mahasiswa Demokratik) cab. Parepare yang di persembahkan oleh Ame’ dan merupakan juga Konsumsi Publik).


0 komentar:

Posting Komentar

Download Buletin

Populer Post

 
Hak Cipta : Komite Pusat - Gerakan Perjuangan Mahasiswa Demokratik SGMK Kota Parepare | ' | AR. Ame' FB
Copyright © 2013. Gerakan Perjuangan Mahasiswa Demokratik Parepare - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by RED LEFT