Gerakan Revolusi Parepare
Abd. Rahman (Ame')
Awal perjuangan mahasiswa Parepare,
berasal dari kesadaran yang telah tercipta di dalam diri masing-masing anggota
yang terbentuk dalam satu garis merah yang menginginkan revolusi Parepare ini
tercapai. Di samping perjalanan yang panjang tak sedikit rintangan yang mencoba
mengagalkan revolusi ini, interpensi dan intimidasi dari para pihak-pihak yang
mungkin tidak sepaham dengan kami.
Senandung sentakan dan teriakan
dari para pejuang kiri yang tak henti-hentinya meneriakan perlawanan terhadap
kondisi yang semakin menindas ini. Begitupun dengan kami disini yang tak
lelahnya melangkah tuk menancapkan benderah merah di Kota Parepare. Walau
dengan langkah yang seakan tersembunyi dari pengawasan para musuh yang dengan
sigap membasmi kami ketika muncul secara blak-blakan/terang-terangan. Begitu
sulit memang berjuang sebagai utusan Karl Marx di kota Parepare (begitu kami
menyebut diri kami). Kesulitan datang dari berbagai macam sumber, dari
kondisinya kami sebagai mahasiswa yang seakan masih di gembleng oleh para
senior yang memang jelas menganut senioritas atau senior tidak pernah bersalah.
Dan menurut saya, rintangan yang paling sulit adalah ketika jiwa Hedonisme
menimpa para prajurit kiri atau
kawan-kawan kami disini. Tapi bagaimanapun rintangan itu ketika langkah di
barengi denga Idiologi yang kuat, ratusan tentara di depan pun akan kami
terobos menuju mimpi yang telah lama terpendam dalam jiwa yang merah ini. Kami
sadar akan kami yang masih kecil, kami
sadar akan kami yang belum bisa apa-apa. Tapi itu semua menurut mereka para
senior yang tetap kami hormati sebagai senior yang kami jadikan guru, tapi
justru menjadi momok bagi gerakan kami. Ini bukan lagi zaman orde baru walau
masih berbau orde baru, kami bukan lagi anak kecil yang harus di gendong dan di
bawa kemanapun ibunya melangkah, ini adalah negara demokrasi dan ada HAM di
diri kami maupu mereka. Maka dari itu hentikan semua hal yang berbau
penindasan. Kami tidak mau di tuntun ke jalan mereka karna kami punya jalan
sendiri yang kami rasa itu benar. Kita berjalan di jalan masig-masing tanpa ada
diskriminasi dan intimidasi dari mereka terhadap kami, begitupun sebaliknya.
Bergerak bawah tanah adalah kondisi pergerakan yang kami
rasakan sekarang. Entah sampai kapan kami akan terus seperti ini. Tapi sampai
kapanpun itu, kami berharap rasa lelah dan menyerah takan pernah menyentuh jiwa
yang kini terkabar api kemerahan. Dengan tekad yang kuat kami terus berjalan,
menyusup bak teroris yang jadi buronan, berjalan seakan bertopeng dan sekali
menampakkan jati diri yang asli, dan disitu pula akan mati. Pengawasan dari
para senior yang seakan tak berkedip dan jelih memperhatikan gerak kami tak
kami lagi hiraukan. Pergerakan yang
sudah di dorong rasa tak sabar ingin menikmati semua kesuksesan membuat kami
seakan bergerak secara membabi buta. Tak peduli bila mereka telah sadar akan
gerakan kami yang jelas menentang bagi mereka, yang terpenting bagi kami
sekarang adalah terus memperbanyak massa agar nantinya sulit untuk di robohkan,
atau mungkin justru kami yang akan merobohkan mereka.
Propaganda yang kami terus
luncurkan sebagai serangan utama tak banyak membuahkan hasil, justru membawa
pulang nama Kafir dan Pemberontak. Disini kami menegaskan bahwa kami bukanlah
orang-orang kafir, tapi pemberontak jelas iya. Kami memberontak hal-hal yang
berbau penindasan, kami memberontak di jalan yang terpaksa di lalui. Walaupun cap kafir dan pemberontak ada pada
diri kami, tapi semuanya takan pernah meluluhkan dan melambatkan serangan kami.
Gerakan anti senioritas kami jalankan sebagai alat konsolidasi bagi kami tuk
mencari massa yang lebih banyak, Walau saat ini masih belum menuaikan hasil
yang memuaskan tapi setidaknya barisan perlawanan semakin bertambah sedikit
demi sedikit. Entah seperti apa kira-kira jika kami sudah semakin nampak di
daratan sebagai musuh bagi mereka, akan kah kami langsung di basmi ataukah ada
cara lain yang mereka gunakan untuk menghancurkan gerakan kami ini. Doktrin
dari para senior yang berisi kontra terhadap gerakan kami tak pernah melemahkan
kaki tuk terus melangkah ke depan karna kami percaya suatu saat nanti akan tiba
saatnya menuai kejayaan. Propagaanda dan propaganda terus kami luncurkan, namun
target propaganda juga seakan tak akan goyah ketika kami datang walau dengan
kebaikan dan bertujuan kebaikan pula, karna semuanya sedah jelas termakan oleh
fikiran formal yang sejak dari zaman sekolah telah di rasuki oleh jiwa para
komunis yang seakan menjadi momok bagi mereka. Segala macam cara propaganda
kami lakukan, tapi karna dokterin tadi dan rasa takut yang mereka rasakan
membuat kami pulang hanya membawa kepasrahan dan cap kafir atau pemberontak.
Tapi sekali lagi semua itu tak akan meluluhkan gerakan kami yang bertujuan
melepaskan mereka dari belenggu ketertindasan, entah dari senior dan juga dari
fikiran mereka yang sesat.
Bentuk-bentuk
Propaganda Yang kami lakukan
Akhirnya tanggal 13 Desember-!5 Desember kami mengadakan pendidikan bagi kawan-kawan di Parepare di bantu oleh kawan-kawan dari makassar yaitu FMD "Front Mahasiswa Demokratik". saat ini kami mempersiapkan pendidikan yang ke dua demi memperbanyak massa, karna program kerja yang kami prioritaskan saat ini adalah memperbanyak massa dan selalu melakukan penguatan idiologi dengan diskusi-diskusi entah dalam sebuah forum maupun lewat atau via facebook dan email. pencetusan nama pun berhasil di sepakati mahasiswa kiri parepare ini yang bersiap berjuang dengan nama GPMD "Gerakan Perjuangan Mahasiswa Demokratik" Parepare. dan saat ini kami sedang merancang waktu dan tempat pelaksanaan deklarasi atau kongres pertama kami atau GPMD Parepare yang nantinya akan bergabung dalam satu jaringan yaitu JGMK "Jaringan Gerakan Mahasiswa Kerakyatan" yang berpusat di jakarta. dan Alhamdulillahnya lagi kami sangat di terima baik oleh kawan-kawan sepaham senasional.
Mari bergabung bersama kami himpunan gerakan kiri Parepare untuk selalu belajar, berorganisasi dan berjuang. setelah sadar akan ketertindasan yang semakin nyata kita rasakan, maka dari itu kami dari pemuda, pelajar dan mahasiswa kota Parepare bertekad untuk menciptakan sebuah pemikiran baru. maka kami lahir atas dasar tekad yang sangat kuat untuk membangun bangsa ini untuk menciptakan generasi regenerasi yang yang berkualitas dan menjunjung tinggi nilai sosialisme.
0 komentar:
Posting Komentar